Kamis, 03 Maret 2011

KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ROGER , MASLOW , DAN FROMM

A.Pokok-pokok Teori Carl Rogers

1902 - 1987

Rogers (1902-1987) menjadi terkenal berkat metode terapi yang dikembangkannya, yaitu terapi yang berpusat pada klien (client-centered therapy). Tekniknya tersebar luasdi kalangan pendidikan,bimbingan, dan pekerja sosial. Rogers sangat kuat memegangasumsinyabahwa manusia itu bebas, rasional, utuh, mudah berubah, subjektif, proaktif, heterostatis, dan sukar dipahami (Alwisol, 2005 : 333).

Pokok-pokok Teori Carl Rogers :


a. Struktur kepribadian
Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian. Namun demikian ada tiga komponen yang dibahas bila bicara tentang struktur kepribadian menurut Rogers, yaitu : organisme, medan fenomena, dan self.

1) Organime, mencakup :

a) Makhluk hidup
Organisme adalah makhluk ; lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadar setiap saat.

b) Realitas subjektif
Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan benar-salah.


c) Holisme
Organisme adalah kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi atau bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

2) Medan fenomena
Rogers mengartikan medan fenomena sebagai keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Medan fenomena merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang
hidupnya.


3) Self
Self merupakan konsep pokok dari teori kepribadian Rogers, yang intinya adalah :
a)  terbentuk melalui medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu;.
b) bersifat integral dan konsisten;
c) menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan struktur self sebagai ancaman;
d) dapat berubah karena kematangan dan belajar.

b. Dinamika kepribadian
Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan dirinya menurut garis-garis yang diletakkan oleh hereditas. Ketika organisme itu matang maka ia makin berdiferensiasi, makin luas, makin otonom, dan makin tersosialisasikan. Rogers menyatakan bahwa pada dasarnya tingkah laku adalah usaha organisme yang berarah tujuan untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya sebagaimana dialami, dalam medan sebagaimana medan itu dipersepsikan (Hall dan Lindzey, 1995 :136-137).
Rogers menegaskan bahwa secara alami kecenderungan aktualisasi akan menunjukkan diri melalui rentangan luas tingkah laku, yaitu :
1) Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis, termasuk kebutuhan dasar (makana, minuman, dan udara), kebutuhan mengembangkan dan merinci fungsi tubuh serta generasi.
2) Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis untuk menjadi diri sendiri.
3) Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi justru meningkatkan tegangan, yaitu tingkah laku yang motivasinya untuk berkembang dan menjadi lebih baik.

c. Perkembangan kepribadian
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan, namun dia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses organisme menjadi semakin kompleks, otonom, sosial, sdan secara keseluruhan semakin aktualisasi diri.
Rogers menyatakan bahwa self berkembang secara utuh-keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagian. Berkembangnya self diikuti oleh kebutuhan penerimaan positif, dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap sesuai dengan struktur self sehingga dirinya berkembang menjadi pribadi yang berfungsi utuh.
Pribadi yang berfungsi utuh menurut Rogers adalah individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merealisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya. Rogers menggambarkan 5 ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya sebagai berikut :
1) terbuka untuk mengalami (openess to experience);
2) hidup menjadi (existential living);
3) keyakinan organismik (organismic trusting);
4) pengalaman kebebasan (experiental freedom);
5) kreativitas (creativity)


B.Pokok-pokok Teori Abraham Maslow
1909 - 1970

Oleh karena eksistensialisme menekankan pada anggapan bahwa manusia memiliki kebebasan dan bertanggung jawab bagi tindakan- tindakannya, maka pandangan- pandangan eksistensialisme menarik bagi para ahli psikologi humanistik dan selanjutnya dijadikan landasan teori psikologi humanistik. Adapun pokok-pokok teori psikologi humanistik yang dikembangkan oleh Maslow adalah sebagai berikut (Koeswara, 2001 :112-118 dan Alwisol 2005 : 252-270)

1.Prinsip holistik
Menurut Maslow,holisme menegaskan bahwa organisme selalu berting-kah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari suatu kesatuan, dan
apa yang terjadi pada bagian yang satu akan mempengaruhi bagian yang lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
a. Kepribadian normal ditandai dengan unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi. Organisasi adalah keadaan normal dan disorganisasai adalah keadaan patologis (sakit).
b. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi.
c. Organisme memiliki suatu dorongan yang berkuasa, yaitu aktualisasi diri.
d. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.
e. Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna dari pada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolasi.


2. Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri.
Manusia adalah agen yang sada, bebas memilih atau menentukan setiap tindakannya. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang bebas dan bertanggung jawab.

3. Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya (becoming).
Namun demikian perubahan tersebut membutuhkan persyaratan, yaitu adanya lingkungan yang bersifat mendukung.

4. Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi.

5. Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral.
Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia merupakan hasil atau pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.

6. Manusia memiliki potensi kreatif yang mengarahkan manusia kepada pengekspresian dirinya menjadi orang yang memiliki kemampuan atau keistimewaan dalam bidang tertentu.

7.Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.

8. Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara hirarki dibedakan menjadi sebagai berikut (Boeree, 2004)
(1)kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
(2)kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs)
(3) kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belonging
needs)
(4)kebutuhan akan harga diri (the esteem needs)
(5)kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)


PIRAMIDA KEBUTUHAN SOSIAL

  
  
C.Pokok-pokok Teori Erich Fromm


Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percayabahwa kesehatan jiwa harus di definisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurutbagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Karena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha masyarakat.
Faktor kunci ialah bagaimana suatu masyarakat  memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
  Sebagai hasil perkembangan dari analisis-analisis historisnya, Fromm melukiskan hakikat keadaan manusia sebagai kesepian dan ketidakberartian. Menurut Fromm, kita adalah makhluk yang unik dan kesepian. Sebagai akibat evolusi kita dari binatang-binatang yang lebih rendah, kita tidak lagi bersatu dengan alam, kita telah mengatasi alam. Tidak sepertitingkah laku binatang, tingkah laku kita tidak terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif.Akan tetapi perbedaan yang sangat penting antara manusia dan binatang yang lebih rendah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal. Kita mengetahui bahwa kita akhirnya tidak berdaya, kita akan mati, dan terpisah dari alam. Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan diantaraya:
“Hubungan, Trasendensi. Berakar, Perasaan id entitas, Kerangka orientasi”

Secara singkat, teori kepribadian yang digagas Fromm sebagai berikut :
a. Kebebasan manusia yang semakin luas, menempatkan manusia merasa semakin kesepian, dengan kata lain kebebasan menjadikan keadaan yang negatif dimana manusia-manusia melarikan diri (Fromm,1941 dalam Supardan,2008:489)


b. Manusia selalu berusaha memecahkan kontradiksi-kontradiksi yang ada padanya. Maksudnya bahwa seorang pribadi merupakan bagian, sekaligus terpisah dari alam; merupakan binatang, dan sekaligus manusia.


c. Aspek individu, yakni aspek binatang dan aspek menusia merupakan kondisi-kondisi dasar eksistensi manusia, yang berasumsi bahwa; “Pemahaman tentang psikhe manusia harus berdasarkan manusia tentang kebutuhan manusia yang berasal dari kondisi-kondisi eksistensinya (Fromm,1955 dalam Supardan,2008:489).


d. Kepribadian orang akan berkembang menurut kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu.


e. Sebagai manusia tidak lepas dari pasangan tipe karakter nekrofilus dan biofilus. Nekrofilus adalah orang yang tertarik pada kematian, sedangkan biofilus adalah orang yang mencintai kehidupan.

f. Sekarang ini lima tipe masyarakat sudah demikian menggenjala, berbeda dengan masa-masa sebelumnya, seperti reseptif, eksploitatif, penimbunan, pemasaran, dan produktif.


DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2005) Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas Muhammadyah Malang.
Boeree, CG. (1997) .Personality Theories :Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. (Alih bahasa : Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta: Primasophie.
Dirgagunarsa, Singgih. (1978)Pengantar Psikologi.Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Farozin, H. M. Dan Fathiyah, Kartika Nur. (2004)Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta : Rineka Cipta.
Heuken, Adolf S.J. (1979)Tantangan Membina Kepribadian : Pedoman Mengenal Diri. Kanisius : Yogyakarta.
Koeswara, E.(2001)Teori-teori Kepribadian. Bandung Eresco.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar